Mengenai Saya

Foto saya
Hai sobat-sobat terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Selamat bergabung dalam Blog Catatan Khotbah Kristen, Catatan Kesaksian Harian dan Catatan Sekolah Minggu. Kami juga mengundang Saudara/i untuk tergabung dalam Facebook Diberkati N Memberkati (Sebuah forum untuk kita saling berbagi berkat, kesaksian, pengalaman dalam Tuhan Yesus, menguatkan & dikuatkan satu sama lain, semua untuk kemuliaan-NYA). Tuhan Yesus Memberkati dan Mengasihi Saudara/i :) Bagi Saudara/i yang rindu untuk menghubungi kami, baik untuk memberikan kesaksian/ memerlukan dukungan Doa, silahkan e-mail ke: diberkatinmemberkati@gmail.com - (Jesus Christ is my All in All... He is Real... He Loves Us So Much.... Yohanes 14 : 6, Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (Tuhan Yesus Kristus) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal).

Senin, 04 Mei 2015

4 Celah Kehidupan Ayub - Pdt. Aruna Wirjolukito


Nas Alkitab : Ayub 1:1-22


Ayub 1:1, "Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

Ayub dikatakan dalam Alkitab sebagai seseorang yang mempunyai 4 karakteristik yang sangat disukai Allah, sangat kaya, memiliki 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, 10 anak yang merupakan lambang kesempurnaan, Tuhan membuat pagar sekeliling kehidupan Ayub dan rumahnya serta segala yang dimilikinya, memberkati pekerjaannya dan apa yang dimilikinya makin bertambah. Iblis suatu hari berkomunikasi dengan Allah dan meminta izin untuk mencobai Ayub. 

Dalam kehidupan Ayub ada 4 hal yang akan dibahas hari ini dimana Allah ingin agar Ayub mengalami pemulihan, keempat hal ini menjadi celah dalam kehidupan Ayub, yaitu :


1. Ayub merasa dirinya bisa menyelamatkan / menebus sama seperti Tuhan, ia bertindak sebagai penyelamat bagi anak-anaknya, playing God, mau jadi pahlawan kesiangan, pengatur segala sesuatu, padahal setiap orang bertanggung jawab secara pribadi di hadapan Tuhan, baik pasangan kita, orangtua, gembala, tidak bisa mewakilkan kita di hadapan Tuhan. 

Ayub 1:4-5, "Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka. Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa."

2. Ayub merasa dirinya benar di hadapan Tuhan dan dirinya sekudus Tuhan sendiri. 

Ayub 33:9, "Aku bersih, aku tidak melakukan pelanggaran, aku suci, aku tidak ada kesalahan." 

Hal ini mengundang masalah dalam hidupnya, mending ketika kita berdoa kita Doa dengan jujur, libatkan Tuhan dalam segala sesuatu (ciri orang lemah lembut rendah hati ketika ditegur instropeksi diri sendiri dan tidak menunjuk firman Tuhan hanya untuk orang lain selain dirinya)

3. Mengenal / tahu / percaya Tuhan hanya dari kata orang bukan pengalaman pribadi

Ayub 42:5-6, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

4. Meskipun Ayub saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, tapi komunitas perkumpulannya itu orang-orang fasik. Hati-hati pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik, awalnya datang, berdiri lihat, duduk, akhirnya nyemplung.


Mazmur 1:1-6

(1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
(3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
(4) Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
(5) Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
(6) sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.


Keempat celah ini yang Tuhan mau tutup dalam hidup Ayub, ia dihajar dari keluarga, ekonomi dan fisik dalam waktu bersamaan. Tapi pada akhirnya, Ayub mengenal Tuhan secara pribadi dan Tuhan menggantikan semuanya itu dua kali lipat dari segala kepunyaannya dulu (Ayub 42:10)


Tuhan Yesus Memberkati.

Khotbah Minggu, 3 Mei 2015 (1)
GBI Baranangsiang

2 komentar:

  1. poin yg ke 4, ayub berkomunikasi dgn orng fasik ayat nya dlm kitab ayub dmn ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Shalom, ini berbicara tentang teman-teman Ayub yang hidup dalam kefasikan, mereka mempertanyakan mengapa Ayub bisa sampai ditimpa pencobaan seperti ini dan melemahkan iman Ayub, untuk lebih jelas bisa dibaca di lanjutan catatan khotbah ini :

      http://catatankhotbahkristen.blogspot.com/2015/05/messenger-of-god-pdt-aruna-wirjolukito.html

      Hapus